PERILAKU KONSUMEN
principle of diminishing marginal utality
HUKUM GOSSEN I
• Hermann Henrich Gossen, diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan:
“Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
HUKUM GOSSEN I
• Hukum Gossen I berlaku dengan syarat:
– benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
– pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
• Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
– benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
– terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda-beda.
– tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba
HUKUM GOSSEN II
“Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KONSUMSI
• kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
• besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
• tingkat harga barang-barang.
MEMAKSIMUMKAN KEPUASAN
• Dapat secara tuntas (complete) menentukan ranking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara sebagai paket komoditi yang tersedia.
• Ia mempunyai fungsi pilihan atau fungsi utilitas yang tidak berubah selama waktu analisa.
• Bentuk umum fungsi utilitas : U = f(q1, q2, ..., qn)
dimana : q = barang-barang yang dikonsumsikan
yang jumlahnya sebesar n, dan
U = utilitas.
Untuk utilitas suatu paket tertentu, bentuknya adalah : UA = A (q1, q2, ..., qn)
dimana : UA = utilitas untuk komoditi A
MEMAKSIMUMKAN KEPUASAN
4. Ia mempunyai rasionalitas dalam memilih terhadap alternatif paket konsumsi yang tersedia.
5. Ia akan selalu menyukai paket yang lebih besar, jika saja pendapatannya memungkinkan untuk membelinya.
6. Dalam arti ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan maksimum konsumen tidak pernah tercapai.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
• Dalam mengambil keputusan konsumsinya, seorang konsumen dibatasi dua hubungan, yaitu (1) fungsi utilitasnya dan (2) pendapatannya, dimana fungsi utilitas menunjukkan alternatif-alternatif kepuasan yang sama, dan pendapatannya menunjukkan pembatas bagi pencapaian kepuasan tersebut.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Tentang pendapatan konsumen yang dibelanjakan ini didekati dengan garis anggaran (budget line), yaitu:
• Bila pendapatannya hanya dibelikan (dibelanjakan untuk dua komoditi saja, yaitu q1 dan q2 saja, maka persamaan paket yang dapat dibelinya adalah :
Yo = p1 q1 + p2 q2
dimana :
p1 = harga satuan q1
p2 = harga satuan q2
Yo = pendapatan(constrain)
GARIS ANGGARAN KONSUMEN
KONSUMSI DALAM ISLAM
Pertemuan III Kelas Ekonomi Mikro Islami
Ekis FIAI-UII Maret 2008
PRILAKU KONSUMSI
(prefences and utility)
• Jeremy Bentham dalam “introduction to the principles of morals and legislation” sebagai utility (nilai guna). Ada beberapa aksioma yang dikembangkan dalam menentukan pilihan-pilihan rasional individu.
• Completeness (kelengkapan): jika individu dihadapkan dua situasi A dan B maka ia akan senantiasa dapat menentukan secara pasti salah satu dari ketiga kemungkinan berikut ini:
• A lebih disukai dari pada B
• B. lebih disukai dari pada A
• A dan B sama-sama disukai.
Dalam hal ini individu diasumsikan dapat mengambil keputusan secara konsekuen dan mengerti akibat dari keputusan tersebut, asumsi juga mengarah pada kemungkinan bahwa individu lebih menyukai salah satu dari A dan B.
• Transitivity: jika seseorang berpendapat bahwa A lebih disukai dari pada B dan B lebih disukai dari C maka tentu ia akan mengatakan A harus disukai dari pada C. asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal.
• Continuity: jika sesorang menganggap A lebih disukai dari pada B maka situasi yang cocok mendekati A harus juga lebih disukai dari pada B.
ASUMSI DAN AKSIOMA DALAM ISLAM
• Halal
• Haram
• Berkah
PERINSIP KONSUMSI
• Prinsip keadilan:
syarat ini mengandung arti ganda penting mengenai mencari rizki secara halal dan tidak melanggar hukum.
Firman Allah “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi….(Q.S,n Al-Baqoroh: 169)”
Rasulullah juga bersabda “1/3 adalah udara 1/3 makan dan 1/3 adalah minuman” (Al- Hadis)
PERINSIP KONSUMSI
2. Prinsip kebersihan:
konsumsi harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor atau menjijikan sehingga merusak selera.
• Rosullah mencontohkan untuk menjaga kebersihan sesuai dengan sabdanya “makanan diberkahi jika kita mencuci tangan sebelum dan setelah memakannya” (Tarmidzi, Mishkat).
• Jabir meriwayatkan Abu Hamid membawa segelas susu dari Naqi. Rasulullah berkata kepadanya “Mengapa tidak kau tutup gelas itu? letakanlah sepotong kayu diatasnya” (Bukhori).
• bersumber dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda “ Sebelum tidur, matikan lampu, tutup pintu dan tutupilah makanan dan minuman”. Hadis hadis diatas menjelaskan bagaimana Islam memerintahkan untuk senantiasa menjaga kebersihan makanan
PERINSIP KONSUMSI
3. Prinsip Kesederhanaan:
Konsumsi tidak boleh berlebih lebihan
• firman Allah “Makan dan minumlah dan jangan engkau berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyikai orang-orang yang melampaui batas”.
• firman Allah “Hai orang-orang beriman janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah melampaui batas…” (QS Al- Maidah: 87)
Arti penting dari ayat-ayat ini adalah menjaga keseimbangan dan kesederhanaan (hidup sesuai dengan kemampuan) dalam konsumsi
PERINSIP KONSUMSI
3. Prinsip Kemurahan hati:
Islam memerintahkan agar senantiasa memperhatikan saudara dan tetangga kita dengan senantiasa berbagi rasa bersama.
PERINSIP KONSUMSI
5. Prinsip moralitas:
Islam juga memperhatikan pembangunan moralitas sepritual bagi manusia hal tersebut dapat digambarkan dengan printah agama yang mengajarkan untuk senantiasa menyebut nama Allah dan bersukur atas karunianya, maka hal tersebut secara tidak langsung akan membawa dampak psikologis bagi pelakunya seperti anti makanan haram baik zat maupun cara mendapatkannya maupun ketenangan jiwa.
KONSUMSI DALAM ISLAM
Pertemuan V Kelas Ekonomi Mikro Islami
Ekis FIAI-UII Maret 2008
KEBUTUHAN MANUSIA
Al-Ghazali and Al-Shatibi (Zarqa,1976); tiga hierarkhi kegiatan yang dilakukan umat Islam dalam mencapai utility yang diinginkan:
• Necessities (kegiatan-kegiatan yang mengamankan berlangsungnya kegiatan keagamaan, kehidupan, kebebasan berpikir, keturunan dan pencapaian kekayaan),
• Conveniences (kegiatan-kegiatan yang memudahkan pelaksanaan kegiatan pertama) dan,
• Refinements (kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan aksesori hidup).
BARANG KONSUMSI
• Kebutuhan Primer, (dasar atau basic needs/necessities).
• Kebutuhan sekunder adalah barang-barang yang memudahkan kehidupan, tanpa barang ini manusia masih dapat hidup.
• Kebutuhan tertier adalah barang-barang yang merupakan aksesori hidup.
SIFAT BARANG KONSUMSI DLM ISLAM
• AT-TAYYIBAT, yaitu barang-barang yang baik dan suci. Dengan demikian barang-barang yang buruk, najis dan tidak bernilai tidak dapat digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-barangt konsumsi
• AR-RIZQ. Yaitu barang pemberian Tuhan, Allah swt adalah pemberi Rahmad yang sebenarnya dan pemasok kebutuhan semua mahluk.
PERINSIP KONSUMSI
• Prinsip keadilan:
syarat ini mengandung arti ganda penting mengenai mencari rizki secara halal dan tidak melanggar hukum.
Firman Allah “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi….(Q.S,n Al-Baqoroh: 169)”
Rasulullah juga bersabda “1/3 adalah udara 1/3 makan dan 1/3 adalah minuman” (Al- Hadis)
PERINSIP KONSUMSI
2. Prinsip kebersihan:
konsumsi harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor atau menjijikan sehingga merusak selera.
– Rosullah mencontohkan untuk menjaga kebersihan sesuai dengan sabdanya “makanan diberkahi jika kita mencuci tangan sebelum dan setelah memakannya” (Tarmidzi, Mishkat).
– Jabir meriwayatkan Abu Hamid membawa segelas susu dari Naqi. Rasulullah berkata kepadanya “Mengapa tidak kau tutup gelas itu? letakanlah sepotong kayu diatasnya” (Bukhori).
– bersumber dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda “ Sebelum tidur, matikan lampu, tutup pintu dan tutupilah makanan dan minuman”.
PERINSIP KONSUMSI
3. Prinsip Kesederhanaan: Konsumsi tidak boleh berlebih lebihan
– firman Allah “Makan dan minumlah dan jangan engkau berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyikai orang-orang yang melampaui batas”.
– firman Allah “Hai orang-orang beriman janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah melampaui batas…” (Al-Maidah:87)
PERINSIP KONSUMSI
3. Prinsip Kemurahan hati:
Islam memerintahkan agar senantiasa memperhatikan saudara dan tetangga kita dengan senantiasa berbagi rasa bersama.
PERINSIP KONSUMSI
5. Prinsip moralitas:
senantiasa menyebut nama Allah dan bersukur atas karunianya, maka hal tersebut secara tidak langsung akan membawa dampak psikologis bagi pelakunya seperti anti makanan haram baik zat maupun cara mendapatkannya maupun ketenangan jiwa.
TEORI KONSUMSI DLM ISLAM
Mozer Kahf (1981) berusaha mengembangkan pemikiran tentang teori konsumsi Islam dengan membuat asumsi sebagai berikut:
• Islam dilaksanakan oleh masyarakat.
• Zakat hukumnya wajib
• Tidak ada riba dalam perekonomian
• Mudharabah wujud dalam perekonomian
• Pelaku ekonomi mempunyai perilaku memaksimalkan.
TEORI KONSUMSI DLM ISLAM
Dalam ekonomi konvensional pendapatan adalah penjumlahan konsumsi dan tabungan, atau secara matematis ditulis:
Y = C + S
Dimana : Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Tabungan
TEORI KONSUMSI DLM ISLAM
• Dalam konsep Islam dijelaskan oleh Hadits Rasulullah saw yang maknanya adalah “Yang kamu miliki adalah apa yang telah kamu makan dan apa yang kamu infakkan.” Oleh karena itu persamaan pendapatan menjadi:
Y = ( C + Infak) + S
Persamaan ini disederhanakan menjadi:
Y = FS + S
Dimana: FS = C + infak
FS adalah final spending
TEORI PERMINTAAN
Pertemuan V Kelas Ekonomi Mikro Islami
Ekis FIAI-UII Maret 2008
PENGERTIAN
Permintaan
Adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
HUKUM PERMINTAAN
bila harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik.
HARGA ------- PERMINTAAN
TEORI PERMINTAAN
Berbanding lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila pemintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif turun
PERMINTAAN ----- HARGA
KURVA PERMINTAAN
Tabel 1
Jumlah barang yang di minta, tingkat harga di pasar dan periode tertentu berdasarkan hukum permintaan.
KURVA PERMINTAAN
Tabel 1
Jumlah barang yang di minta, tingkat harga di pasar dan periode tertentu berdasarkan hukum permintaan.
KURVA PERMINTAAN
KURVA PERMINTAAN
5.01.2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
aduh tulisanya muter2 terus ..
makasih ini materinya .. aku pakek ya ..
terima kasih ...
Post a Comment